Random Writing | rizkychairani

  • Home
  • About
  • Portofolio
  • Youtube Channel

Create by canva.com

Pernikahan merupakan acara sakral bagi setiap orang. Banyak dari para pengantin mempersiapkan hal-hal yang terbaik untuk acara mereka. Karena didalamnya terdapat harapan akan dilakukan sekali seumur hidup, jadi kenapa tidak memberikan yang paling baik. Mulai dari penyusunan konsep acara, dekorasi tenda, pelaminan, pentas untuk penyanyi, makanan pokok, cemilan, minuman, souvenir dan lain-lain.

Berdasarkan semua persiapan yang dilakukan dengan matang dengan harapan tamu undangan akan merasa nyaman, budget yang dikeluarkan untuk membuat kenyamanan tadi tidak sedikit. Walaupun budget yang dikeluarkan berdasarkan apa yang kita inginkan dan kemampuan kita, budget terbesar pasti akan jatuh pada makanan.

Sudah budgetnya besar, kalau makanannya tidak enak bisa jadi bahan omongan tetangga berbulan-bulan, bahkan kalau tuan rumah mengadakan pesta lagi, makanan tidak enak tadi bisa diungkit lagi, hahaha.

Create by canva.com

Pesta pernikahan sebagai budaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia biasa dikenal dengan istilah hajatan, kondangan, atau kawinan. Acara ini berpotensi besar sebagai sumber penghasil sampah makanan atau food waste. Food waste merupakan istilah yang mengacu pada makanan yang sengaja atau tidak sengaja dibuang mulai dari tahap produksi hingga konsumsi. Definisi tersebut juga menerangkan bahwa sampah makanan tidak dapat menjadi nol. Hal ini dikarenakan sampah makanan dapat terjadi dari elemen yang dapat dimakan maupun tidak dimakan (misalnya kulit, tulang, duri dan sebagainya).

Pengetahuan yang saya dapat dari Ibu, kalau buat acara pernikahan dan hajatan lainnya, porsi makanan harus dikali 2. Contoh, kita memiliki 500 undangan yang akan disebar, maka kita wajib menyediakan 1000 porsi. Karena saat mengundang 1 orang kolega, bisa jadi dia membawa istri, pasangan, atau partner lainnya, belum lagi yang berkeluarga akan membawa anak-anaknya. Tuan rumah biasanya akan lebih memilih untuk kelebihan makanan, daripada menanggung malu karena kekurangan makanan.

Namun, dari segala persiapan yang banyak saya justru tertarik saat hari-h. Ada perilaku masyarakat entah itu masyarakat desa atau kota, mereka suka meninggalkan makanan dan tidak menghabiskannya. Saya bingung mengapa hal ini terjadi, hingga kebingungan saya terjawab berdasarkan studi kualitatif yang dilakukan oleh Dimas Teguh Prasetyo yang berjudul “Ada Apa dengan Pesta Pernikahan dan Food Waste ?: Sebuah Studi Pendahuluan”. Ternyata ada beberapa faktor yang memicu mengapa banyak orang membuang makanan di pesta pernikahan:

1. Dianggap rakus/sedang kelaparan

Ada sebuah stigma aneh yang dipikirkan oleh individu yakni orang yang menghabiskan makanan dianggap rakus dan sedang kelaparan. Individu takut dinilai negatif sebagai orang yang tidak pernah makan enak. Padahal sikap mubazir tidak memberikan hal positif sama sekali, walaupun sedari kecil kita sudah sering dimasukkan stigma “Habiskan nasinya, nanti nasinya nangis lo”.

2. Dorongan orang terdekat

Partisipan banyak terpengaruh oleh orang terdekatnya, melihat orang tua, keluarga atau temannya melakukan hal tersebut. Sebuah nilai negatif yang dilakukan oleh sekelompok orang akan menimbulkan perilaku yang akan dianggap lumrah oleh orang lain. Saat ditanyakan kepada partisipan, individu yang berpotensi untuk melakukan food waste adalah wanita dan anak-anak, selain orang yang sudah makan sebelum pergi. Sedang yang tidak mungkin melakukan food waste adalah bapak-bapak.

3. Kondisi mengantri dan enggan pergi berkali-kali

Mengantri adalah hal yang paling malas dilakukan, sehingga individu mengambil banyak makanan diawal dan ketika perutnya sudah kenyang, makanan yang belum dimakan akan tersisa dan terbuang. Partisipan lain berasumsi, makanan tersebut justru bisa menjadi porsi makanan untuk orang lain.

Create by canva.com

Rasulullah shallallahi ‘alaihi wa sallam bersabda,

ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”.

Fenomena mengambil makanan yang berlebihan saat pernikahan sepertinya jadi hal alami bagi tamu undangan, saat menunggu antrian makanan terlihat mata orang-orang penuh hasrat kelaparan, belum lagi karena jauhnya perjalanan yang ditempuh. Ketika sampai ke tempat hajatan sudah menghabiskan banyak energi. Energi yang penuh tadi ditumpahkan dengan makanan yang berlebihan. Rendang 2-3 potong, nasi yang membumbung, sayuran yang memenuhi permukaan nasi, belum lagi sambal kentang dan telur puyuh yang sambalnya sudah menyatu dengan kuah dan membuat nasi menjadi merah.

Pada bulan Februari 2021 saya diundang oleh teman masa kecil untuk menghadiri pernikahannya. Saya datang mulai dari jam 11 siang demi melihat atraksi pedang pora disana. Saat makan siang tepat pukul 12.00 WIB, semua orang sibuk menyerbu makanan. Tak lupa saya dan 1 orang teman wanita saya yang hadir sejak jam 11 itu juga mengambil makanan selang 30 menit setelah para tamu lain mengambil makanan. Saya cukup mengambil porsi makan siang biasa seperti di rumah, tapi saya melihat teman wanita saya mengambil potongan daging yang lumayan banyak.

Create by canva.com

Dalam hati saya, “Wow....banyak sekali, emangnya bisa ngabisin segitu banyak?”.

Saya menghabiskan makanan tanpa sisa sayuran atau butiran nasi sedikitpun, tapi sayang sekali teman wanita saya justru meninggalkan nasi, sayuran dan daging yang dia ambil.

Dengan entengnya berucap, “Makanannya tidak ada rasanya”.

Padahal porsi yang diambil banyak dan porsi makanan yang dia buang juga masih banyak, kemungkinan besar dia hanya memakan 3-4 suap.

Saya yang bengong dengan makanan yang dia tinggalkan, rasanya ingin menangis, sambil mengatakan, “Habiskan makananmu, sayang banget lho itu”. Tapi dia tidak menghiraukan dan malah buru-buru mengambil pudding coklat bertabur susu putih yang dari tadi sudah tersedia.

Karena takut makanan terbuang untuk kedua kali, saya tidak mengambil pudingnya dan benar saja, baru 2 potong pudding masuk ke mulutnya sudah ditinggalkan begitu saja dan saya yang harus menghabiskannya.

Sebelum saya mengambil makanan, biasanya berpikir terlebih dahulu atau jika saya sudah terlanjur mengambil banyak porsi, saya akan setengah mati menghabiskannya. Didalam kepala saya adalah orang-orang yang hari itu merasakan kelaparan, sedang saya merasa kepenuhan makanan, bagaimana bisa tega tidak menghabiskannya?.

Fakta kejam di lapangan dalam skala dunia membuat saya tercengang dengan angka yang ditimbulkan dari sampah makanan yang terbuang. Dikutip dari berita CNN, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan limbah makanan global tahunan mencapai 1,3 miliar ton atau US$1 triliun di dunia. Makanan yang terbuang itu membusuk di sejumlah rumah dan toko. Para ahli memprediksi makanan yang terbuang merupakan salah satu masalah keberlanjutan utama di seluruh dunia. Secara global, jika limbah makanan dapat direpresentasikan sebagai negaranya sendiri, itu akan menjadi penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga, di belakang China dan AS.

Grafik makanan yang terbuang di berbagai negara.
Source by https://foodsustainability.eiu.com/food-loss-and-waste/

Indonesia menempati posisi kedua sebagai penyumbang sampah makanan di dunia setelah Arab Saudi. “Food Sustainable Index” (2018) terbitan The Economist Intellegent Unit bersama Barilla Center For Food and Nutrition Foundation menyebutkan rata-rata setiap penduduk Indonesia membuang sekitar 300 kg makanan per tahun. Survei Ekonomi Nasional (Susenas) 2018 mencatat mayoritas kota-kota besar di Indonesia kedapatan memproduksi sampah organik yang merupakan jenis sampah pangan dalam jumlah lebih besar ketimbang jenis sampah lainnya. Di Jakarta, 3.639,8 ton sampah pangan terangkut setiap harinya, 499,84 ton lebih banyak dari sampah anorganik yang jumlahnya hanya 3.193,96 ton. Selisih lebih besar terjadi di Medan. Tak tanggung-tanggung, selisih antara sampah organik dan anorganik yang diangkut di ibu kota provinsi Sumatera Utara itu mencapai 560,7 ton setiap harinya. Sementara Surabaya yang berhasil menyabet penghargaan Adipura Kencana 2017-2018 memproduksi sampah sebesar 905,26 ton untuk sampah organik dan 761,57 ton sampah anorganik.

Create by canva.com

Tahukah kamu efek yang ditimbulkan dari food waste ini banyak sekali. Saat makanan terbuang kita juga sedang membuang banyak air. Pasalnya, jutaan galon air sudah digunakan untuk menanam, menumbuhkan, mempertahankan, serta memproduksi bahan makanan. Untuk mencuci buah dan sayuran di rumah saja kita bisa sampai 2-3 kali mencucinya, jika ini dilakukan di acara hajatan bayangkan berapa banyak air untuk mencuci ayam, daging, nasi, sayuran. Itu hanya untuk mencuci saja, belum lagi dalam pengolahan dan lain-lain.

Bukan hanya efek saat proses produksi, tetapi setelah dibuang, limbah makanan ini akan menimbulkan efek pemanasan global karena menimbulkan gas metana ketika mengalami proses pembusukan.

Gas metana yang dihasilkan sampah makanan 21 kali lebih berdampak terhadap perubahan iklim daripada CO2. Sebagian besar gas metana sejatinya sudah diproduksi ketika proses pengolahan bahan makanan dilakukan dan akan semakin bertambah bila ada sisa makanan yang terbuang. Selain memberikan efek pada pemanasan global, dampak lainnya juga terjadi pada kerusakan lahan. Lahan banyak digunakan untuk memproduksi bahan makanan, terutama produk pertanian. Tidak hanya itu, lahan juga kerap dipakai sebagai tempat pembuangan sampah makanan sisa. Biasanya, lahan yang digunakan untuk memproduksi susu dan daging cenderung tandus dan tidak bisa ditanami tumbuhan. Padahal daging merupakan bahan makanan yang paling banyak terbuang.

Bila kita membuang makanan, lahan yang dipakai untuk memproduksi bahan makanan akan sia-sia. Apalagi, kalau lahan tidak dirawat kembali, akan kehilangan kemampuan untuk menghasilkan bahan makanan. Akibatnya, pertanian tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Melalui tulisan ini saya berharap perubahan kecil terjadi pada diri saya, keluarga dan orang-orang terdekat dan yang pasti orang-orang yang membaca tulisan ini. Bagaimana caranya agar acara penikahan atau hajatan kita minim food waste dan menerapkan gaya hidup minim sampah makanan?. Nih aku kasih tahu.

1.    1. Perhitungkan dengan baik jumlah tamu yang akan diundang

Foto by canva.com

Hitunglah jumlah tamu yang kamu perlu undang, saran saya jika bisa membuat acara yang sederhana atau private hanya untuk keluarga besar, saya rasa lebih baik. Namun, jika menginginkan pesta yang mewah, perhitungkan kembali jumlah undangan dan makanan yang disediakan, baik makanan pokok maupun cemilan.

2.   2. Buat himbauan didalam undangan dan di meja makan

Foto by canva.com

Dalam sebuah undangan yang saya dapatkan dari senior semasa SMA, ia menghimbau para tamu undangan untuk makan dengan adab yang baik, mulai dari makan duduk, mengambil sesuai kebutuhan dan jangan malu jika mau menambah makanan. Himbauan bertujuan untuk mengingatkan, kita akan lebih bahagia jika banyak yang tersadarkan.

3.   3. Berikan survenir yang ramah lingkungan

Foto by canva.com

Gerakan zero waste sekarang juga sudah banyak digemakan, tidak hanya gerakan food waste, menggunakan survenir yang ramah lingkungan juga dapat membantu bumi bekerja lebih baik. Seperti alat makan dari besi, atau untuk budget yang minim bisa memberikan dompet dari bahan makanan atau produk kain sisa yang sudah banyak dijual di pasaran.

4.  4. Olah sampah dengan baik

Foto by Flickr.com

Jika 3 hal diatas sangat sulit untuk kamu lakukan, satukan sampahmu pada tempat pembuangan sampah. Jangan sampai ada sampah plastik seperti minuman kemasan, pisahkan organik dan anorganik dengan baik. Berikan pada tetangga atau orang yang memiliki peternakan yang sekiranya mampu mengolah sampah tersebut menjadi bahan makanan untuk ternaknya. Jika memungkinkan, kamu bisa mengolahnya sendiri menjadi pupuk kompos untuk tanaman atau sumber biogas.

Create by canva.com

Sumber referensi:

"Darurat Sampah Makanan di Indonesia", https://tirto.id/f3Yn

“5 Alasan Kenapa Kita Harus Mengurangi Food Waste”, https://kumparan.com/kumparanfood/5-alasan-kenapa-kita-harus-mengurangi-food-waste-1su1w2Q7MPx

https://foodsustainability.eiu.com/food-loss-and-waste/

Food and Agriculture Organization (FAO). (2011). Global Food Losses and Food Waste—Extent, Causes and Prevention; Study Conducted for the International Congress SAVE FOOD; FAO: Düsseldorf, Germany

Prasetyo, Dimas Teguh. Ada Apa dengan Pesta Pernikahan dan budget ? : Sebuah Studi Pendahuluan. Jakarta: Jurnal Kesehatan Keluarga dan Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta



 


  • 7 Comments

Memasuki awal April yang indah, dengan cuaca yang sudah jarang sekali hujan. Saya mengisinya dengan pergi berkemah ke Tanah Karo, setelah terakhir kali kemah pada bulan Agustus 2020, https://www.rizkychairani.com/2021/02/tercekik-dingin-di-gunung-sibayak.html. Saya rindu lagi untuk tidur di tenda diselimuti dinginnya malam yang menusuk sampai ke tulang-tulang.

Rencanan awalnya masih sangat abstrak mau pergi kemana, saya tanyakan adik katanya “terserah”. Saya yang bingung, memutuskan untuk mencari pada mesin pencari Google “Tempat berkemah di Sumut”. Keluarlah banyak pilihan, tapi jarak tempuhnya yang berat, yakni menghabiskan waktu 8-12 jam perjalanan. Saya memutuskan mencari tempat lain di Instagram, sampai pencarian saya terhenti pada salah satu postingan yang menggambarkan tempat asri, mewah layaknya Villa berkelas yang sedang viral di Instagram dan Tik Tok, tempat tersebut adalah Lau Kawar. Saya tidak yakin bisa datang ke tempat itu, karena harganya pasti mahal. Lamat-lamat saya baca bandrolan harga menginap disana, memang tidak affordable untuk kantong karyawan swasta seperti saya.

“Oh iya, kemah di Lau Kawarnya saja”. Ngapain pulak aku di Villa kekgitu, orang niat kemah mau nyari pengalaman susah-susah seru kok”. Haha….

Setelah membuka Google kembali, saya melihat beberapa review jelek tentang Lau Kawar. Mulai dari kotoran Mie Instan dimana-mana, sampah yang berserakan. Tapi mau pergi kemana lagi, kalau hanya Air Terjun Sikulikap dan Sibolangit tempatnya terlalu dekat, adik saya pasti tidak setuju. Akhirnya membulatkan niat untuk pergi ke Lau Kawar.

Sekitar tahun 2013 saya menjadi bagian dari tim penerjunan safari Ramadhan semasa Madrasah Aliyah, semacam pengabdian masayarakat di desa-desa yang masih minim pengetahuan islam dan lingkungannya juga minoritas. Kami mengabdikan diri selama 10 hari di salah 1 desa yang akan ditempati 4-5 orang anak baru gede di Tanah Karo dan Langkat. Kami wajib membuat sebuah pergerakan positif, seperti mengaji, sholat jama’ah, menjadi imam/bilal, da’i/dai’ah(penceramah), jadi marbot masjid, membuat acara perlombaan atau silaturrahmi antar warga, beramah-tamah kepada tetangga dan warga sekitar, membantu warga yang sedang kesulitan, intinya kami bak problem solver yang dicampakkan di medan perang dengan dana minim, seingat saya waktu itu Rp 250.000 – Rp 350.000/desa atau kelompok, tetapi wajib berdakwah semaksimal mungkin dan kenyataannya, kami benar-benar hidup dengan baik disana, tanpa ayah-ibu yang biasanya memberikan jajan dan makanan yang sudah ada diatas meja.

Pulang dari sana, seingat saya kami diajak koordinator lapangan pergi ke Lau Kawar dengan angkutan umum yang sudah disewa atau istilah orang Medan di carter, itulah pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke Lau Kawar, tapi ingatan tentang Lau Kawar sama sekali tidak terbesit di otak saya, saya ingatnya justru Danau Toba, hahaha.

Lau Kawar merupakan sebuah danau yang konon katanya terbentuk karena letusan gunung api. Danau Lau Kawar ini berada di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Danau Lau Kawar berada dibawah kaki Gunung Sinabung yang pada awal Maret lalu sempat terjadi erupsi dengan kabut asap tebal yang menyelimuti daerah setempat hingga panasnya terasa pekat di siang hari sampai kota Medan. Ketika safari Ramadhan dulu, saya ditempatkan di Desa Beras Tepu, Karo yang letaknya lebih dekat dengan kaki gunung, dinginnya “tak terkataken”, berbeda jauh sekali suhunya dibandingkan Danau Lau Kawar. Jarak tempuh Tembung-Lau Kawar adalah 102 km dari jalur Berastagi dan 101 km dari jalur Langkat.

Kami pergi berempat dan 2 orang lagi menyusul. Ada saya, adik laki-laki saya, 4 orang sisanya adalah tetangga dan teman adik saya. Kami mengawali perjalanan dari dari Tembung menuju Lau Kawar dengan menggunakan sepeda motor, pada pukul 19.00 WIB. Kami berboncengan dengan membawa 2 buah tas carrier yang kami persiapkan sore hari dan snack yang dibeli  saat perjalanan.

Dua tas carrier berisi 2 buah tenda muatan 2 orang dan 4 orang, 2 buah sleeping bed, 3 matras, perlengkapan memasak seperti kompor gas, alat masak (nesting). Dipapah dibahu dan satu lagi diletakkan didepan kereta Beat saya.

Alhamdulillah perjalanan lancar, sampai pada Jalan Jamin Ginting rintik-rintik hujan mulai turun. Kami yang sebelumnya sudah berada di Indomaret memutuskan untuk berhenti dulu dan menikmati dimsum serta bakso yang dijual di Indomaret. Selang 15 menit rintiknya masih tetap turun, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan tanpa menggunakan jas hujan, maklum bawa anak laki-laki keras kepala semua. Padahal cuaca Medan Berastagi akan beda rasanya kalau badan sudah diguyur hujan.

Beberapa jalanan gelap kami lewati, apalagi saat sudah berada di Kecamatan Naman Teran. Banyak desa-desa mati yang rumahnya sudah ditinggal penghuninya. Pohon-pohon jeruk yang berada di kanan kiri, tapi pohon pakis menghibur kami, karena lahan mereka dipenuhi lampu seperti taman kota bahkan lebih terang dari itu.

Beberapa kali adik saya mengelakkan lubang sampai akhirnya kedua kali kami masuk kedalam lubang membuat tulang belakang daerah tulang ekor sakitnya nauzubillah. Rasanya sakit sekali, bahkan saya ingin sekali berhenti. Kami berhenti sebanyak 3 kali, diawal-pertengahan jalan-dan akhir demi meluruskan pinggang dan pantat saya yang keram karena jauhnya perjalanan dan kerasnya tempat duduk.

Perhitungan maps mengatakan perjalanan akan memakan waktu 3 jam 30 menit. Kami menghabiskan waktu 5 jam 30 menit, dengan berhenti untuk beristirahat kurang lebih 2 jam.

Sampai di Danau Lau Kawar, uang masuk yang dipatokkan kepada kami awalnya Rp 25.000/kereta, tapi kami minta diskon harga akhirnya Rp 20.000/kereta. Tepat puku 00.20 WIB kami sampai dan membuka semua barang-barang yang dibawah. Kami bersyukur walaupun anginnya sangat kencang, gerimis dan dingin, ada pondok tempat berjualan ibu-ibu untuk meneduh.

Kami mendirikan tenda tepat disampingnya dengan cahaya lampu yang terang benderang diatas tenda kemah, beruntung sekali.

Setelahnya, kami keluarkan alat-alat masak dan langsung memutuskan untuk memasak. Kami makan malam dengan lauk nasi yang matangnya sempurna, mie instan kuah yang mie nya agak keras dan nugget yang kekeringan.

Kata anak laki-laki, “Maklumlah, yang kita bawa wanita karir bukan ibu rumah tangga”,

“Kurang asam”, pikir saya.

Kompor yang apinya kecil membuat saya lelah berlama-lama, apalagi anginnya kencang, membuat api berulang kali mati, sampai kami putuskan untuk memakai dapur ibu pemilik warung yang sudah tutup kala itu, api kami tidak mati dan yang paling penting kami merasa hangat karena sisi kanan-kiri-belakang ditutupi seng jadi membuat kami yang tak terbiasa dengan angin malam merasa nyaman yang luar biasa di dapur itu.

Selesai makan, saya dan Wawan (adik saya) menunaikan sholat Isya, setelahnya kami memutuskan untuk tidur di tenda. Walaupun waktu menjelang pagi, yakni 03.00 WIB, berkemah tanpa tidur bagaikan sayur tanpa garam, hambar coy.

Pagi hari yang indah disambut dengan Danau Lau Kawar yang mempesona dengan udara yang sejuk. Tampak pemandangan Danau tepat didepan mata kami, padahal malam hari gelap gulita, posisi danau dimana saja saya tidak tahu, karena tidak kelihatan. Mungkin kalau memberanikan diri berjalan-jalan pada malam hari, bisa-bisa kejebur ke danau. Review sampah mie instan di Google dimana-mana itu justru tidak ada, kondisi lingkungan Lau Kawar kala itu cukup bersih.

Saya memutuskan untuk mengambil gambar dan video, serta tak lupa ritual pagi buang hajat pun dilakukan. Setelah itu saya membangunkan yang lain, tapi tidak ada yang bangun , akhirnya saya putuskan berkeliling sendirian di pinggir danau, sambil sesekali memperhatikan sekitar dan mengambil foto. Setelah kembali ke tenda lagi, saya duduk sejenak dan melihat seseorang yang lewat didepan saya seperti orang yang saya kenal, wajahnya familiar. Ternyata benar saja, itu junior saya di Madrasah Aliyah, dia dan rombongan teman-teman sesama pengajarnya baru saja tiba di Lau Kawar, mereka mengalami banyak sekali struggle dalam perjalanan, hingga akhirnya memutuskan pergi ke Lau Kawar.

Kami saling bertanya satu sama lain, setelah berbincang dengannya adik saya bangun dan 1 jam setelah perbincangan itu panggilan alam saya muncul lagi. Saya terpaksa pura-pura mengehentikan pembiacaraan dan buru-buru ke WC umum.

Kenapa harus 2 kali sih, apalagi itu tempat asing. Ampun!

Setelah buang hajat untuk kedua kalinya, semua orang sudah bangun dan masing-masing juga mendapatkan panggilan alam. Saya dan adik saya memutuskan untuk memasak, menunya sama seperti malam hari.

“Aduh, perut saya akan mual lagi”.

Tapi sayangnya tidak ada pilihan lain.

Setelah makan kami berenam berjalan berkeliling melihat daerah sekitar, mengambil beberapa foto.

Kami tergiur dengan danau yang air nya hijau ini, tapi saat kami mencuci piring dan menciduk air ke daratan airnya jernih. Kami bertanya terlebih dahulu dengan warga lokal. Saya melihat ibu-ibu sedang menjemur padinya, ternyata sangat disayangkan tidak boleh mandi di danau tersebut. Entah apa alasannya kami manut saja.

Pukul 11.30 WIB kami membereskan tenda dan bergegas pulang ke Medan. Kami melewati jalur yang berbeda, kami lewat Langkat. Ternyata jalur Langkat jalanannya dipenuhi aspal tanpa lubang. Kami melewati hutan dengan pohon yang rindang ke jalan. Kami merasakan perjalanan yang sangat berbeda. Lewat jalur Langkat kami menghabiskan waktu kurang lebih 4 jam. Berhenti 2 kali dengan menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit.

Kemah kali ini sangat berbeda karena baru pertama kali pergi dengan formasi laki-laki semuanya dan saya sendiri perempuan, tapi karena ada mahrom saya, saya sih santuy aja. Saya berharap selanjutnya akan ada perjalanan menarik lainnya, entah pergi bersama siapa atau dengan mengendarai apa, saya hanya berharap perjalanan yang saya lakukan menjadi refleksi diri untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta alam semesta.

Dan jangan lupa....



  • 2 Comments

Picture by www.asus.com
Jalan-jalan ke Tobasa
Singgah sebentar ke jalan seroja
Eh kawan tidak terasa
Sekarang sudah bulan Maret saja

Waktu berjalan bak benda yang jatuh dari atas ke bawah karena gaya gravitasi. Kamu tahu barang tersebut jatuh, hanya saat dia sudah berada dibawah. Sulit melihat bagaimana prosesnya, ketika sudah berada dibawah biasanya menimbulkan banyak kekecewaan karena tidak hati-hati menjaganya.

Banyak yang mengatakan waktu juga bak pedang yang tajam, bisa menusukmu kapan saja jika tak bisa memainkannya dengan benar. Apapun definisi dan bagaimana cara kamu memaknai waktu, hal yang paling penting, sudahkah kamu memanfaatnya dengan benar hari ini.

Sejak awal Januari kita menuliskan satu per satu resolusi di selembar kertas kosong dan berharap menjadi pribadi yang baru. Ternyata melakukan perubahan di hari yang mempresentasikan awal baru ada teorinya yang disebut “The Fresh Start Effect”, ilmu ini saya dapatkan berkat workshop via Zoom dan Youtube  berjudul “8760 hours Batch#2: How to Get the Most out of 2021”, bersama M. Faiz Ghifari. Pemberian nama “8760 hours” oleh Maz Faiz bukan tanpa alasan, dia ingin kita semua memaknai setiap waktu yang akan kita lewati di tahun baru.

Mengikuti webinar tersebut bukan tanpa alasan, saya merasa bahwa beberapa goals cenderung tidak konsisten dilakukan dan sangat abstrak, walaupun beberapa terwujud dengan baik. Tapi untuk pengembangan diri yang menjadi tujuan utama, justru gagal. Berdasarkan workshop yang saya ikuti pada awal Januari, Mas Faiz mengajarkan kami peserta yang lebih dari 200 orang yang live dari Zoom dan Youtube untuk membuat resolusi berdasarkan “Area of Life I dan II” dan salah satunya ada bagian “Learning & Knowledge”.

Tujuan per tujuan yang saya buat isinya tentang belajar digital marketing dengan baik dan membuat konten mulai dari fotografi, editing foto serta video. Hal ini juga dilakukan karena tahun ini saya mendapatkan jobdesk baru sebagai content creator di kantor. Saya ingin jadi seorang yang mungkin awalnya generalis, menjadi spesialis pada bidang penghasil konten. Karena saya tidak ingin resolusi 2021 hanya jadi point-point usang dalam selembar kertas atau lembaran buku catatan. Nah, hal pertama yang saya butuhkan saat ini adalah laptop yang handal. Saya dan kamu bisa mewujudkannya, bersama ASUS Zenbook Flip S (UX371).

Picture by www.asus.com

ASUS Zenbook Flip S (UX371) merupakan laptop keluaran terbaru dari ASUS yang dirilis pada awal tahun Januari 2021. Berdasarkan nama yang diberikan yakni ASUS Zenbook, terlihat laptop ini merupakan laptop kelas premium. Flip berarti laptop bisa berubah dari bentuk awalnya laptop ke notebook, jadi 2 in 1. S atau Slim & Sophisticated berarti tipis dan ringan.  Jadi ASUS Zenbook Flip S merupakan laptop convertible yang memiliki desain tipis, ringan, mewah dan elegan serta memiliki performance yang flexibel.

ASUS Zenbook ini juga telah terverifikasi Intel EVO, “Introducing Intel EVOTM Platform: Exceptional experience, anywhere”, yang telah memenuhi standarisasi dari Intel, mulai dari desainnya yang tipis, super light and super compact, performanya yang kuat, kecepatan dari mode sleep kurang dari 1 detik, baterai yang tahan lama hingga 10 jam, dan konektifitas yang lengkap salah satunya WiFi 6 dan Bluetooth 5.0.

Desain Laptop “All Package”

Desain yang dimiliki ASUS Zenbook Flip S (UX371) ini kerennya kebangetan, mulai dari warna laptopnya jade black dengan sedikit campuran diamond cut dipinggirnya berwarna merah tembaga, yang terlihat elegan dan mewah. Ukuran layarnya OLED 13,3 inci, 4K UHD (3.840 x 2.160 piksel). Beratnya yang hanya 1,2 kg, dengan ketebalan 13,9 mm dan menurut saya ini laptop “all package” yang super tipis, apalagi untuk creator seperti saya, harus bisa bawa laptop kemanapun, karena saat ide kreatif muncul, ingin langsung dituangkan dalam sebuah desain. Jadi, tidak perlu menunda realisasi ide lagi dan yang penting nggak perlu pakai tas ransel besar, seperti waktu saya jadi anak Rohis (Rohani Islam) waktu SMA dulu, pakai tas bahu aja udah bisa bawa laptop ini.


Picture by www.asus.com

Kualitas Layar Mumpuni untuk Kreator

Layar laptop ASUS Zenbook Flip S (UX371) ini juga touchscreen dengan kualitas gambar 4K OLED HDR, kemampuan laptop yang satu inilah yang paling saya butuhkan. Layar yang bening dengan penampakan warna yang jelas akan mempermudah proses saya dalam pemilihan warna untuk konten, serta review foto-foto yang saya ambil dari kamera. Karena selama ini, saya justru sering mengutuk warna desain yang saya buat sudah rampung, saat di unggah ke media sosial warnanya berubah. 

PC modern juga dilengkapi dengan pena digital yang memiliki banyak manfaat. Sentuhan khas tercipta saat kamu membuat sketsa atau coretan pada dokumen dengan pena digital. Penelitian juga menemukan adanya peningkatan kinerja hingga 38% pada pelajar ketika mereka menggunakan pena digital untuk mengerjakan soal-soal sains. Tidak semua ide berupa kalimat, kini saatnya untuk tuangkan inspirasi segera dalam sketsa atau coretan pena digital di PC modern.

Jadi tidak hanya untuk insan creator yang professional, peningkatan kinerja juga meningkat untuk pelajar. 

Laptop ASUS Zenbook Flip S punya keunikan lain yakni, bisa menggambar secara langsung. Untuk kamu para komikus, illustrator bisa menggunakan ASUS Zenbook Flip S untuk berkarya, karena disediakan juga Pen Stylus dengan pressure level di angka 4096, menggunakan 1 baterai AAA. Jadi bagi saya bukan 2 in 1 lagi, tapi sudah 3 in 1, fungsinya sudah banyak sekali.

Picture by www.asus.com

Bahan pembuatan ASUS Zenbook Flip S terbuat dari alumunium yang solid, sisi kanan-kirinya yang seksi banget, diisi 2 lubang Thunderbolt™ 3 USB-C® (up to 40 Gbps), 1 lubang USB 3.2 Gen 1 Type-A (up to 5 Gbps), 1 lubang Standard HDMI. Keyboardnya juga lebar dan full, serta touchpad yang multifungsi bisa berubah menjadi numberpad, belum lagi nih ya pesona flipnya yang bisa mutar 360°.



Picture by www.asus.com

Performance Canggih

ASUS Zenbook Flip S  ini menggunakan prosesor Intel® i7-1165G7 Tiger Lake dengan Grapichs terbaru yaitu Intel® Iris™ Xe Plus Graphics Premium, RAM nya 16 GB 4266 MHz LPDDR4x, storage (penyimpanan) 1 TB PCIe® NVMe™ 3.0 x4 M.2 SSD. Baterainya tahan kurang lebih 10 jam dengan memakan waktu charging kurang lebih 2 jam dan sudah didukung oleh Windows 10 original, bukan bajakan.

Performa SSD laptop ini sendiri memiliki kecepatan Read Speed sebesar 3366MB/s dan Write Speed sekitar 3078 MB/s. Untuk performa SSDnya laptop ini bisa untuk foto editing, video editing dengan maksimal. Aduhhh ini laptop emang saya banget.

Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, kamu mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. ASUS telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.
Picture by www.asus.com
Kemajuan Fitur-Fitur untuk Keperluan Masa Kini

Resolusi kecerahan laptop ini bisa diubah dari terang ke gelap, atau justru sebaliknya. Tersedia juga kamera depan dengan kualitas kamera yang lebih baik daripada kamera laptop ASUS yang sebelumnya, jadi saat masa pandemi banyak orang-orang yang bekerja dari rumah, performa laptop ini akan nyaman sekali digunakan untuk online meeting. Kamera Infra merah pada Zenbook Flip S juga berguna untuk keamanan pemilik, laptop ini bisa memindai wajah pengguna secara presisi, bahkan ditempat yang memilik kadar pencahayaan ruang yang kurang, sehingga tidak perlu mengetikkan password lagi di keyboard.

Fitur lainnya dari Zenbook Flip S adalah My ASUS, didalamnya ada fitur terbaru yakni “AI Noice Cancelling”, berfungsi sesuai namanya yakni menjernihkan suara kita dan menghilangkan suara gangguan yang ada dibelakang. Ini juga membantu sekali ketika online meeting, saat situasi memaksa kamu untuk meeting ditempat yang ramai atau wanita karir yang anaknya mungkin tiba-tiba menangis waktu online meeting, suara tangisannya benar-benar bisa diredam. Jangan lupa lho ya setelah suaranya diredam, anaknya juga wajib ditenangkan secara langsung, hehehe.

Kalian juga akan dapat Power adaptor with power cord (65 W), USB-C® to audio jack dongle, USB-A to LAN port dongle, ASUS Pen, dan Protective sleeve.

Picture by www.asus.com
Kesimpulan

Laptop ini saya yakin memberikan rasa elegan dan mewah saat memakainya, serasa jadi wanita karir yang sukses dan elegan. Gampang dibawa kemana saja sesuai kebutuhan, ingin jadi laptop atau notebook. Paling penting buat saya adalah laptop ini benar-benar akan mewujudkan resolusi 2021 saya menjadi content creator yang handal, mulai dari kecepatannya, jadi tidak lemot dipakai untuk editing foto dan video, layar yang bening dan jernih dengan kualitas 4K, jadi memberikan warna yang nyata dan jelas pada desain. Belum lagi bisa menggambar secara langsung menggunakan Pen Stylus dan yang membuat saya lebih terpana adalah sudah terverifikasi Intel EVO dan fitur yang terdapat di My ASUS yakni “AI Noice Cancelling”, yang bisa menghilangkan gangguan suara lain saat online meeting, jadi suara kita jadi jernih dan jelas.

ASUS Zenbook Flis S (UX371) benar-benar laptop yang sesuai dengan taglinenya “Flexible performance, outstanding display”. Kalau saya sih tertarik sekali dengan laptop ini, kalau kamu?. Berikut saya kasih spesifikasi lengkapnya buat kamu:

Main Spec.

ASUS ZenBook Flip S (UX371)

CPU

Intel® Core™ i7-1165G7 Processor 2.8 GHz (12M Cache, up to 4.7 GHz)

Operating System

Windows 10 Home

Memory

16GB LPDDR4X

Storage

1TB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD

Display

13.3" (16:9) OLED 4K UHD (3840 x 2160), 400 nits, 100% DCI-P3, 133% sRGB, NanoEdge Display, Touchscreen, PANTONE® Validated display, TÜV Rheinland eye-care certified display

Graphics

Intel® Iris® Xᵉ Graphics

Input/Output

1x HDMI 1.4, 1x USB 3.2 Gen 1 Type-A, 2x Thunderbolt™ 4 USB Type-C supports display and power delivery

Camera

HD camera with IR function to support Windows Hello

Connectivity

Intel Wi-Fi 6(Gig+)(802.11ax)+Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2

Audio

SonicMaster, Smart Amp Technology, Built-in array microphone, harman/kardon certified

Battery

67WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion

Dimension

30.50 x 21.10 x 1.19 ~ 1.39 cm

Weight

1.20 kg

Colors

Jade Black

Price

Rp24.999.000

Warranty

2 tahun garansi global

“Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS ZenBook Flip S (UX371) Blog Writing Competition bersama deddyhuang.com”. https://deddyhuang.com/2021/03/10/asus-zenbook-flip-s-ux371-blog-writing-competition/

 

  • 18 Comments
Postingan Lama Beranda

Cari apa kak?

Tempat nongkrong lainnya

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Total Tayangan Halaman

recent posts

Labels

Ablo Asus Blog Writing Competition food waste gaya hidup minim sampah makanan Pengalaman pernikahan Review sampah makanan Sibayak Travelling

Arsip Blog

  • ▼  2021 (6)
    • ▼  April 2021 (2)
      • Pernikahanmu Bukan Sumber Sampah Baru: Yuk Ubah Ga...
      • Danau Lau Kawar: Ranu Kumbolonya Sumatera Utara
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (2)
    • ►  Januari 2021 (1)
  • ►  2017 (1)
    • ►  Agustus 2017 (1)

POPULAR POSTS

  • Tercekik Dingin di Gunung Sibayak Sumatera Utara
    Gunung adalah  bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Gunung sekarang menjadi tempat ...
  • Punya Teman dari Seluruh Dunia Melalui Ablo
    Picture by Google Pernahkah kamu berpikir untuk memiliki teman dari luar negeri, padahal belum pernah sama sekali keluar negeri?. Saya perna...
  • Laptop Asus Zenbook Flip S (UX371) Wujudkan Resolusi jadi Kreator Handal
    Picture by www.asus.com Jalan-jalan ke Tobasa Singgah sebentar ke jalan seroja Eh kawan tidak terasa Sekarang sudah bulan Maret saja Waktu b...
  • Tertusuk Angin Laut di Pulau Pandang Selat Malaka
    Liburan di kota kelihatan sudah biasa, bagaimana kalau mulai menjelajahi pulau?. Tidak usah jauh-jauh ke Pulau Dewata Bali, kita sambangi sa...
  • Balada Memilih Public Relations
    Ilmu komunikasi? Apa yang terpikir oleh kalian saat mendengar ilmu komunikasi? Jurnalistik? Humas? Jadi wartawan atau malah orang-orang yang...

instagram

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top