Punya Teman dari Seluruh Dunia Melalui Ablo

Picture by Google

Pernahkah kamu berpikir untuk memiliki teman dari luar negeri, padahal belum pernah sama sekali keluar negeri?. Saya pernah sesekali berpikir seperti ini, tujuannya cukup sederhana. Pertama, ingin berbicara bahasa Inggris, sehingga menjadi terbiasa dan kedua ingin mempelajari budaya negara lain, sehingga menambah wawasan, kemudian mendapatkan jodoh bule, haha klise sekali.

Sebagai generasi millennial yang tidak bisa hidup tanpa smartphone, mengutajk-atik smartphone merk China kesayangan saya merupakan salah satu hobi yang tidak bisa saya hindari setiap harinya. Mulai dari keluar masuk media sosial, hingga bela-belain nonton drama dengan jumlah byte yang bisa menghabiskan lebih dari 100 megabyte, akhirnya membuat saya bosan dan merasa hidup terlalu monoton.

Awal mulanya begini, teman kantor yang saya akrab sapa “Kakak” membicarakan perkenalannya dengan salah satu bule, dari Inggris kalau saya tidak salah, melalui salah satu datting app, yang nantinya akan saya ceritakan juga bagaimana pengalaman saya mengobrak-abrik aplikasi tersebut. Dia bercerita dengan serunya bagaimana sikap dan keseharian teman bulenya itu.

Cerita tersebut sangat menarik untuk saya dengarkan. Bermodal kuota dan smartphone,  saya mencoba mengulik lebih lanjut aplikasi yang bisa digunakan untuk bisa berkomunikasi dengan orang asing. Saya tidak langsung mengunduh aplikasi yang rekan kantor saya unduh, tapi saya baca dahulu lamat-lamat satu per satu di laman Google, hingga akhirnya mengunduh 3 aplikasi sekaligus, haha (maruk).

Ketiga aplikasi itu adalah Tandem, Meet4U dan yang cukup mengesankan adalah Ablo. Ablo (Australian Botanical Liaison Officer) adalah layanan jejaring sosial untuk komunikasi instan yang dimiliki oleh Massive Media. Massive Media adalah perusahaan yang berbasis di Belgia yang didirikan pada 2011 diakuisisi oleh Meetic, anak perusahaan Match Group pada 2012. Ablo sendiri didirikan pada bulan Januari 2019, masih terhitung baru.

Ablo bertujuan untuk mewujudkan keinginan orang-orang seperti saya yang ingin memiliki teman dari benua lain, dengan pebedaan budaya dan bahasa. September 2020 saya mengunduh dan memutuskan untuk menggunakan aplikasi ini, jadi totalnya sudah berjalan 4 bulan dan perjalanan saya sudah lebih dari 20 kilometer dengan pesawat Ablo.

Cara mengunduh

Pertama kamu dapat menemukan aplikasi ini di iOS dan Android kamu, unduh dan pastikan kamu memiliki kuota yang cukup atau WiFi yang sudah dibayarkan setiap bulannya. Setelah itu masuk ada aplikas, disana akan tertera.

Mendaftar

Sama seperti aplikasi lain pada umumnya, kamu akan diminta mendaftarkan nama, email, password untuk pertama kalinya, jika sudah punya akun bisa langsung menekan tombol sign in dan mulai mengendarai pesawat Ablo. Saya memilih mendaftar dengan email yang telah saya buat di google, maklum saya merasa lebih aman dan tidak perlu mengingat  terlalu banyak email dan password apa yang sudah saya pakai, saran saya mendaftarkan diri dengan email yang kamu punya lebih praktis dan mudah. 

Setelah mendafar, otomatis kamu akan mendapatkan pemberitahuan yang dikirimkan lewat pesan elektronik untuk mengonfirmasi akun dan selesai. Ablo mu sudah bisa digunakan. Jika ingin lebih dikenal dunia, kamu bisa mengganti foto profilmu dan mengisi bio, seperti apa tujuanmu berada di Ablo atau sekedar kalimat sapaan. Dalam profil setiap orang akan ditemui juga gambar bendera asal dan nama panggilan.

Konsep Aplikasi Ablo

Ablo mengambil konsep "pesawat". Ablo sebagai awak kabin dan kita sebagai penumpang yang bebas terbang kemana pun, asalkan selalu mematuhi peraturan, jika tidak awak kabin tidak akan segan-segan melemparkan kita dari pesawat jika melakukan kesalahan. Kemudian ada 2 jenis komunikasi yang bisa dilakukan, pertama adalah chat atau obrolan biasa, yang kedua adalah video, melalui permainan Super6 (Permainan mencocokkan kesamaan antar pemain, ada 6 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan tersedia 2 pilihan jawaban, setelah selesai memainkannya bersama, akan muncul skor persentase berapa persen kita memiliki kesamaan), hanya permainan sederhana, tapi cukup membuka ruang pembicaraan setelahnya.

Bagaimana Berkomunikasi dengan Orang Lain

Dalam layanan aplikasi Ablo jangan takut untuk berkomunikasi, karena Ablo sudah memenuhi 39 bahasa, maksudnya adalah kamu bisa menggunakan bahasamu sendiri dan lawan bicaramu bisa menggunakan bahasanya. Bahasa yang digunakan lawan bicara akan otomatis diterjemahkan. Dalam percakapan obrolan kamu juga bisa menambahkan emoticon, saling bertukar foto, menanyakan budaya dan keseharian masing-masing. Tetap menjaga nilai kesopanan dalam berkomunikasi, karena untuk awal mulanya kita tidak pernah tahu bagaimana budaya orang lain.

Apa yang Tidak Boleh Dilakukan di Ablo

Ada beberapa persyaratan yang harus di patuhi selama melakukan penerbangan Ablo. Jangan menggoda tanpa persetujuan, banyak sekali pria yang saya temukan suuka menggoda apalagi dari India haha. Jangan memaksa orang lain untuk mengirimkan foto atau detil kontak, pengalaman saya banyak yang justru minta nomor WhatsApp dengan dalih berteman, ujung-ujungnya kalau tidak merayu, melakukan pelanggaran seksual dan melakukan penipuan. Jangan melakukan tindakan kasar/seksual, mengintimidasi atau bersikap rasis, jangan mengirimkan spam.

Pengalaman yang Mengesankan 

Banyak pengalaman mengesankan yang saya alami, walaupun awal penggunaan Ablo terasa sangat noob hahaha, tapi lama-kelamaan terasa pro. Saya lebih sering menggunakan permainan Super6, walaupun awalnya takut karena langsung berhadapan wajah ke wajah, tidak tahunya jadi kecanduan.

Pengalaman mengesankan yang saya alami terjadi dengan seorang Pria asal Tiongkok, China. Tinggal di kota padat dengan gedung-gedung bertingkat di Kota Chengdu. Pria itu bernama Fan Yaosheng, nama Inggrisnya adalah Vanna. Dia berumur 26 tahun.

Seperti biasa saya melakukan permainan di Ablo, setelah selesai menjawab 6 pertanyaan yang saat itu saya lupa kami memilih bagian apa. Dia tetap meminta berkomunikasi dengan bahasa China. Saya mencoba meminta dia berbahasa Inggris. Sialnya terjemahan yang biasanya otomatis menerjemahkan dengan baik, menjadi tidak bekerja, mungkin karena dia bingung harus mengartikan dalam bahasa apa, karena saya menggunakan 2 bahasa, Inggris-Indonesia. 

Kami berkomunikasi cukup lama, uniknya dua orang dengan perbedaan bahasa yang signifikan berkomunikasi lebih dari 1 jam. Tahu bagaimana kami berkomunikasi?, dia berbicara dalam Bahasa China di Tabnya, kemudian otomatis penerjemah mirip google buatan China ini menerjemahkannya dalam Bahasa Inggris. Pada saat itu saya bilang, tolong artikan saja dalam Bahasa Indonesia, agar lebih mudah. Ternyata dia tidak memahami kata-kata saya, rupanya dalam komunikasi yang berakhir dalam aplikasi WeChat, dia berpikir bahasa saya sehari-hari adalah bahasa Inggris. Inggris opo to Le?.

Setelah mengetahui nama dia dalam bahasa China, lucunya dia menanyakan nama saya dipanggil apa dalam Bahasa Inggris. Kami di Indonesia tidak punya panggilan khusus atau merubah nama untuk terlihat seperti bule. Kami tetap menggunakan nama asli saja.

Vanna sangat mengesankan karena sejak sebulan lalu pertemuan kami dia masih memberi kabar dan bertukar gambar lewat sosial media, tentang aktivitasnya saat berkendara, saat bekerja dan makan. Dia juga berjanji akan mengirimkan foto saat salju dan pernikahannya. Dia adalah pribadi yang baik, supel dan interaktif.

Dia dan keluarganya tinggal di daerah yang jauh, butuh waktu 2 jam untuk ke kampung halamannya yang indah. Teknisi gedung-gedung mewah ini memiliki seorang tunangan yang cantik, berprofesi sebagai dokter anak. Walaupun perbedaan usia dia dan tunangannya 3 tahun lebih tua, sepertinya bukan sebuah masalah yang berarti. Apalagi melihat video dia melamar, whoaaa bulir-bulir cintanya terlalu terpampang nyata, terbalut kesederhanaan dalam balon, lilin dan bunga mawar, tapi cinta mereka rasanya tidak sesederhana itu.

Perjalanan dia menyusuri sudut kota di China tidak lebih sering dibandingkan dengan foto makanan-makanan yang hampir setiap hari dia kirimkan. Entahlah, aku merasa 3 kali sehari dia selalu makan di luar dan separuh hidupnya adalah tempat makan.

Uniknya lagi Vanna merupakan content creator, karena di China tidak bisa dengan mudah menggunakan Google, jadi dia tidak mengunggah videonya tentang ketertarikannya dengan cerutu di Youtube. Dia menguploadnya pada platform bilibili milik negaranya. Dia meminta saya untuk menonton, sebagai temannya yang penuh dengan rasa penasaran, saya membuka link videonya. Sedih sekali melihat salah satu dari banyak video yang di upload, karena saya bahkan tidak mengerti dia membicarakan apa haha. Tapi dari pengamatan saya, dia sedang menjelaskan tentang cerutu keluaran terbaru.

Banyaknya hal random yang kami saling bagikan, mulai dari music rapp dan rasa sukanya pada Rich Brian sama seperti saya, pecinta olahraga, dia juga tahu banyak tentang Islam, kejadian G30SPKI, pria yang sangat suka makan mie ini berkata, “Jika dia ke Indonesia dan mengunjungi saya, dia akan ikut memakan apa yang saya makan”. Maksudnya dia tidak akan makan babi, layaknya ayam yang sering kita makan, mungkin seperti itu pula babi baginya.

Begitu banyak orang yang saya temui di Ablo salah satu yang jujur dan memiliki niat baik untuk berteman dan belajar adalah Vanna. Tujuan dia ingin melatih bahasa Inggrisnya. Kalau saya ingin menambah pengetahuan mengenai China. Saya tidak tahu sampai kapan pertemanan kami terus terjalin, walaunpun kelak harus kehilangan kontak karena satu dan lain hal, saya bersyukur pernah mengenal pria seperti Vanna. Mendobrak asumsi saya mengenai orang China yang tertutup. Terakhir ada kopi dari Vanna untuk menyegarkan pikiran kamu setelah membaca tulisannya ini haha:).


Semoga teman-teman semua terhibur atau ingin mencoba pengalaman menggunakan aplikasi ini bisa langsung mendownloadnya.


You Might Also Like

0 Comments